Mengaburkan Makna Filosofis
Ada beberapa sampel yang patut untuk dipertegas diantaranya ornamen yang baru dilukis di kantor PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar, tembok pagar sekeliling Taman Bunga, bahkan ornamen di Kantor Parkir Pariwisata Pematangsiantar. Khusus untuk gedung Kantor Parkir Pariwisata yang terletak di Jalan Merdeka ini, seharusnya mereka yang lebih menguasai soal ornamen Simalungun agar bisa menjelaskannya dengan tepat kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Sayangnya, instansi ini malah ikut melakukan kesalahan dan tak punya upaya memahami bagimana ornamen Simalungun yang tepat dan benar.
“Ornamen yang dibuat di Kantor PDAM Tortauli Siantar diantaranya tidak menunjukkan keaslian ornamen Simalungun. Sedangkan ornamen yang dibuat di tembok pagar Taman Bunga , sama sekali bukanlah ornamen Simalungun. Saya tak tau ornamen suku apa itu!. Begitu juga ornamen yang di bagian atap depan gedung kantor parkir pariwisata. Kesannya ornamen itu hanya dibuat-buat mereka. Seharusnya bagi pemilik gedung yang membuat ornamen Simalungun, mereka harus menugaskan orang-orang yang memang sudah ahlinya. Jangan dibuat-buat begitu saja. Itu kan tindakan yang tidak menghargai budaya Simalungun. Setiap lukisan ornamen itu mengandung makna filosofis,” ungkap Andreas Lingga, seorang seniman yang mengusai filosofi lukisan ornamen Simalungun dan juga salah seorang penemu lukisan ornamen.
Adreas Lingga, yang juga menjabat sebagai Kepala Museum Simalungun ini mengutarakan, lukisan ornamen Simalungun bentuk dan jenisnya harus disesuaikan dengan keberadaan gedung alias tidak sembarangan dipakai. Misalnya untuk gedung Rumah sakit, ornamen yang paling tepat berupa Pinar Assi-Assi yang melambangkan kesehatan dengan Pinar Silobur Pinggan yang melambangkan penawar berbagai racun. Kemudian, ornamen untuk pasar menggunakan Pinar Andorni Tabu Mangganupi Huta yang mempunyai filosofi, ujung sulur-sulur pokok sayur labu menjalar ke setiap penjuru memberi berbagai penghasilan baik kepada masyarakat yang datang maupun yang pergi dari pasar. Demikian juga lukisan ornamen untuk gedung tempat usaha seperti perkantoran dan toko-toko. Menurut Lingga, agar menjauhkan orang yang berkehendak buruk terhadap usaha di kantor atau toko, makna filosofis lukisan yang digunakan adalah Punar Mombang.
“Agar terhindar dari tindakan buruk pihak lain dan orang-orang yang berada dalam gedung itu terselamatkan, yang tepat adalah Pinar Mombang,” jelas Lingga kepada Localnews pekan lalu.
Jikalau hendak mendirikan sebuah balai pertemuan ataupun ruang rapat, Lingga juga mengatakan lukisan ornamen yang tepat adalah Pinar Harungguan yang makna filosofisnya mengisyaratkan tetap mufakat dalam melakukan musyawarah. Selain itu boleh juga memakai Pinar Rumbak Sihala yang memaknai keseragaman, kesatuan, keserasian semua pendapat. Ada lagi, Pinar Pahu-Pahu Patundal yang mencerminkan perbedaan pendapat tetapi satu dalam tujuan. Kemudian di setiap rumah tinggal juga agar mudah rejeki dan tetap tertampung dalam rumah itu, lukisan ornamen yang tepat menggunakan Pinar Gundur Manggulapa dan Pinar Bunga Bong-bong. Sedangkan ornamen yang tepat dilukiskan di terminal bis yakni Pinar Bodat Marsihutuan dengan mana filosofi saling mengingatkan satu sama lain agar tetap bersatu-padu menjalankan tugas dan aktivitas selama di terminal bis.
Jika anda ingin menyeimbangkan alam dan cuaca, Lingga juga mengutarakan lukisan ornamen yang tepat dan boleh digunakan di setiap gedung adalah motif geometris seperti Pinar Bindu Matoguh yang mempunyai arti memanggil delapan penjuru angin untuk menyeimbangkan alam dan cuaca. (ren/hut)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar